The Real Hero
Umar
namanya, mahasiswa tingkat dua di sebuah kampus negeri Kota Bandung, seiring
langkahnya ia berjalan menuju perkuliahan, pemuda itu berpikir sembari merenung
melewati trotoar kampusnya yang sedikit menanjak. Mentari pagi menyinari
tubuhnya yang terlihat kekar dengan kulit berwarna sawo matang, dibalut dengan
kemeja santai serta celana chinonya.
Dilihatnya
gedung fakultas yang tinggi menjulang 10 lantai di samping kirinya sambil terus
menerus merenungi apa yang disampaikan oleh mentornya sehabis subuh yaitu melakukan agenda ngaji pekanan.
"Superhero
itu hanya fiksi "
Tubuhnya
tiba tiba terdiam, dibawah pohon rindang berwarna hijau sembari melamun melihat
ke tempat yang daritadi belum ia lepaskan dari pandangan nya, gedung 10 lantai
tersebut membuatnya berpikir sembari merenung.
"Superhero
itu cuma fiksi katanya. Jika Superman itu ada, gua pikir dia bakal terbang
lewatin gedung ini terus say hi ke gua sama mahasiswa yang lewat"
Masih
saja ia merenung melihat ke atas, rindangnya pohon terus melindunginya dari
sinar mentari pagi.
___________________________________________________________________
"Kawan-kawan
ku sekalian, superhero itu hanya fiksi! Kalian tau apa yang nyata? "
Seperti biasa, Kang muftih memulai mentoring
dengan berapi-api.
"Apa
kang? " Umar dan temannya seketika bengong menunggu pernyataan dari mentor
tersebut.
"Yang
nyata itu, muslim. "
Seketika,
Umar dan teman-teman nya saling memandang satu sama lain. Kebingungan tampak
jelas pada raut wajah mereka. Apa hubungannya antara superhero dan muslim.
"Kalian
tau kenapa? Allah katakan pada surat Al Imran ayat 110 "Kuntum khairan
ummat, ukhrijat linaas, ta'muruna bil ma'ruf wa tan hauna anil munkar"
Kalian adalah ummat terbaik, ummat islam, muslim sedunia. Kalian lah ummat
terbaik, karena kaliann menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah kemunkaran.
Tidak seperti superhero yang hanya ada pada film film fiksi, kinerja mereka
tidak konkrit. Palsu, semuanya khayalan! "
Seketika
kang Muftih mengelap matanya yang berlinang, semangatnya begitu menggebu-gebu
saat membawakan materi sampai-sampai terbawa suasana.
“Bahkan
menurut para ulama, salah satu alasan Ummat Islam bisa menjadi yang terbaik adalah
karena ia selalu “Fastabiqul Khairaat” berlomba-lomba dalam kebaikan tapi tanpa
saling menjatuhkan. Layaknya Umar yang selalu ingin mengungguli Abu Bakar dalam
hal kebaikan, bukan seperti Superman dan Batman yang berusaha saling membunuh. Seorang
muslim selalu berusaha untuk bermanfaat dan ramah kepada yang lainnya. Tentu
saja, hal tersebut lah yang harus ada pada diri kita, para pemuda muslim.”
Lagi-lagi
Umar dan teman-temannya bengong melihat kaka mentornya yang begitu bersemangat
membawakan materi.
"Kalian
tau? Tujuan kita, manusia diciptakan di dunia ini ialah untuk beribadah, dan
untuk memimpin. Pada surat Al Imran, allah pertegas lagi, bahwa sebenarnya
muslim lah ummat terbaik. Kita lah “The Real Hero” ya....kita ini real, nyata,”
Matanya berbinar menyampaikan pernyataan tersebut.
“Kita
tidak super, tapi dengan satu kata kunci.... Kita bisa lebih hebat dari
superhero fiksi manapun. Kalian tau itu apa?" Sambil tersenyum, ia
bertanya kepada menteenya yang lain.
"Apa
itu kang? " Semua anggota kelompok serentak bertanya.
"Kuncinya
ada pada potongan ayat selanjutnya "Wa tu'minuna billah...." Dan
kalian beriman kepada Allah. Lanjutan dari ayat tersebut, kunci nyata yang bukan
sekedar omongan belaka, dengan kunci tersebut ternyata kita mampu melebihi
superhero karangan Jepang, Amerika atau negara manapun. Karena Allah katakan
dengan nyata pada Qur'annya, ummat muslim lah "The Real Hero"
tersebut. Kita lah para pahlawan, karena kita senantiasa berbuat seperti yang
Allah katakan"
"Hoooo
kayak gituu," Serentak para menteenya menjawab secara bersamaan sembari
mengangguk-angguk.
"Tapi
kang, kalau berbuat ma'ruf mah kan kita semua nya pasti ngelakuin, nah poin
yang mencegah kemungkaran kang..... Saya gasanggup. Temen saya aja ada yang minum miras
di kontrakan terus ada yang pacaran juga, saya gabisa ngapa-ngapain, cuma bisa kesel sama dia" Sahut
Ghona, wajar saja ia tinggal bersama dengan teman kontrakan yang pergaulannya
memang kurang baik
Tersenyum
sang mentor tersebut, ia tarik nafasnya dan menjawab
"Tapi
kamu kesel kan? Hati kamu nolak kan? " Sahut sang mentor
"Iya
kang, kesel. Banget, asli dah. Kalau bisa saya lempar, saya lempar itu
botol. Pengen saya putusin juga itu yang pacaran, gatau apa perasaan jomblo."
"Itulah
istimewanya seorang muslim. Rasul katakan kurang lebih seperti ini "Barang
siapa melihat kemunkaran, maka ia wajib mencegahnya dengan tiga hal. Apabila ia
sanggup dengan perbuatannya, lakukanlah, jika tidak bisa, maka dengan lisannya,
jika tidak bisa, minimal dengan hatinya.... Dan itulah selemah lemahnya
iman" Ternyata, hanya dengan kita kesel saja, kita udah termasuk bagian
dari “The Real Hero yang mencegah kemunkaran"
"Wah
MasyaAllah kang" Bergetar badan Ghona, dan tersenyum mendengar pernyataan
sang mentor
"Seperti
itu kawan kawanku, Allah telah menciptakan seorang........ "
___________________________________________________________________
"Wei
mar, bengong aja lu! " Seorang pemuda menepuk punggung Umar yang sedang
melamun di trotoar kampus.
"Eh,
Rika..... Iya nih hehe gua lagi ngebayangin superman terbang" Umar
tersadar dari lamunannya.
"Ahelah,
udeh itu mah fiksi... Yang nyata itu kita.... Muslim. The Real Hero" Jawab
Rika. Teman sekelompok ngaji Umar, sembari mengangkat otot bisepnya.
"Halahh
sok iye lu, gaya gayaan ahahaha."
"Lah,
yaudah suka-suka lu dah ahaha. Yauwes kuy, buruan ke kelas bentar lagi kuliah
basket gaes," Sambil menepuk pundak Umar, Rika bergegas lari menuju
gelanggang olahraga.....
Pagi itu menjadi pagi yang berkesan bagi Umar. Ternyata agamanya
telah mengatur kehidupan pribadi orang sedemikian rupa yang akan berdampak
besar bagi dunia ini jika melaksanakan hal tersebut.
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 110)
“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.’” (HR. Muslim)
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih telah membaca, semoga dapat mengambil hikmah ya. Silahkan sebar jika dirasa bermanfaat hehe. Temukan aku di @mlukman215(instagram)