Rasa memiliki

bismillah

Malam ini, sepulang berkegiatan khidmat event pesantren aku tersadar bahwa aku kehilangan tumbler ku di eco pesantren. Saat ini pula, aku masih gelisah karena kehilangan tumbler ku. Berlebihan (red:lebay)  memang untuk kalian yang membaca, tapi bagiku tumbler itu lebih dari tumbler. Padahal, tumblernya kubeli untuk donasi event pesantren, tumblernya pun biasa, jika airnya diminum pun biasa, kepunyaan ku terhadap tumbler pun tidak lebih dari setahun, yang istimewa hanyalah tutup botolnya yang menurutku unik karena mirip dengan botol minum TK ku.

Usut punya usut, bisa kusimpulkan, kenyamanan lah yang membuatku merasa gelisah karena kehilangan botol tersebut, timbul dari rasa kepemilikan. Kenyamanan yang membuatku terlena, terlena bahwa segala hal yang membuatku nyaman bisa saja Allah tarik tiba tiba, segala hal yang kurasa milikku, bisa saja allah tarik secepat itu pula.

Kepemilikan yang menjadi kenyamanan membuatku gelisah, tak bisa kuungkapkan.....aku memang tidak terlalu kecewa, namun....kalian tau kan rasanya makanan nyangkut di gigi geraham bagian kiri ? yah gitu lah kurang lebih rasanya.

Aku merasa tumbler tersebut punyaku, dan harus selalu ada disisiku (kenyataannya aku lebih memilih tumbler dibanding gelas asrama), sehingga....yah begini lah keadaannya, tumbler ku diambil Allah (doakan saja hanya diumpeti, karena aku masih ikhtiar) sehingga mungkin yang bisa kuambiil ialah harus lebih menjaga apa yang sudah diamanahi kepada kita semua sebagai manusia,
Allah masih izinkan aku mengambil hikmah pada kejadian hari ini. Dari sekian banyak kejadian di hari ini, entah kenapa ku angkat topik ini menjadi tulisan ku. Haduh, namanya juga Lukman. Setelah ini, (jika masih sanggup, mataku cukup berat) mungkin aku akan mengangkat topik lain.

Allah yang maha mengetahui segala sesuatu pasti sedang memberi pelajaran disetiap kejadian kecil ini, kuharap hal ini bisa menjadi salah satu ocehan kecil nan berbobot yang bisa diambil hikmahnya.

-Bandung 8 Maret 2020, pekan ke 3 AMK