Tulisan malam hari

Bismillah

Ditengah tengah kesibukan ku saat menjadi santri sekarang ini, aku mulai merasakan banyak sekali kegundahan kegundahan hati yang mulai muncul. Kurasa itu terjadi karena aku belajar salah satu ilmu yang bernama manajemen qolbu. Aku yakin, tiap apa yang kita pelajari pasti akan diuji sesuai dengan kadarnya masing masing.

Alhamdulillah, allah telah menempatkanku secara luar biasa berada pada lingkungan seperti ini. Jika dilihat dari banyak perspektif, mungkin sang idealis akan merasa tidak setuju atas statementku....ia akan mengatakan "Ah ternyata seperti ini, kukira berada pada lingkungan santri akan lebih dari ekspektasi" dan sang anak nakal akan berkata "Ah, males banget tempatnya ngekang" namun alhamdulillah allah berikan aku kacamata diluar persepektif yang kusebutkan tadi. Sesuai dengan mottoku "Husnuzon aja, Allah tau yang terbaik" Aku mencari hikmah kehidupan dari perjalanan ku saat ini. Kucari sebanyak banyak nya hikmah yang mungkin tercecer dan kusimpan jelas dengan sadar lewat otak dan hatiku.

mohon maaf perlu kusampaikan, pada tulisan kali ini akan terasa sangat abstrak menurutku. Kutulis apa saja berdasarkan kondisi hatiku saat ini. Pada paragraf pertama tadi kuungkapkan sedikit masalah hati ku yang lagi lagi berhubungan dengan lawan jenis (tentunya akan kulanjut entah dimana) lalu pada paragraf ke dua, kuungkapkan kekesalanku pada mereka yang ingin segala hal berlangsung sempurna.

Tulisanku sekarang ini pun sepertinya akan melenceng dari dua seri tulisan sebelumnya. Kutulis ini dengan kondisi hati yang kucar kacir tak karuan menari-nari bak bintang diatas rembulan yang terang benderang.

Kudapati saat ini, posisiku berada pada peran penting di dua organisasi yang berbeda.
Satu, aku menjadi ketua angkatan di jurusan ku
kedua, aku menjadi koor divisi acara di pesantren ku (selanjutnya akan kusebut PPM)
dan sekarang aku akan lebih membahas pada poin kedua.

Dimulai dari adanya khidmat pada PPM ini, aku berinisiatif untuk mengajukan diri menjadi koor div acara pada ketua pelaksana. Alesannya cukup simpel, aku tau kapasitas diri dan kudapati teman temanku kebingungan......ah dasar Lukman, semoga allah tidak menganggap ini takabbur, kuambil ini sebagai kesempatan berfastabiqul khairaat.

Jauh setelah itu, kulewati masa pemilihan panitia. Masyaallah....diriku kaget. Ternyata sesusah ini. Yaa Allah, aku belajar banyak hal. Dirimu lah yang maha mengetahui dimana jalan ku ini akan membuahkan sesuatu yang tak pernah sia-sia. Selama aku bertawakkal padamu, tak kudapati aku kesedihan melewati sesuatu.

Pembaca yang budiman, aku yakin kalian bingung. Kemana kah aku membawa dirimu yang sedang membaca ini. Yah....wajar....namanya juga asal tulis.

Yang ingin kuungkapkan adalah. Aku merasa bahwa Allah cinta padaku, pada pukul 11.40 ini aku masih saja diberi kesempatan menulis, padahal bisa saja 5 detik tadi aku meninggal. Wah, masih berlanjut ternyata sampai 11.41, aku masih hidup.

Kawan-kawan. Allah maha baik, maka minta ampun lah pada-Nya. Zat yang maha pengampun.
Aku ingin memberi tahu kalian, bahwa kita yang sedang berada pada penjara dunia ini, punya jalannya masing masing.....dan akan bermuara pada dua hal (seperti yang pernah kutulis pada postingan sebelumnya) entah surga atau neraka. Kalau aku, tidak mau masuk neraka, naudzubillahi min dzaliik. Bagaimana denganmu ? Kurasa kalian yang waras akan sepemikiran denganku.

Yah, mohon maaf aku membuang waktu kalian membaca tulisan ku ini. The real "Narasi Lukman" is written dude.

Semangat teman teman, rahmat Allah sangat luas, ampunannya juga sama luasnya. Selamat jatuh cinta pada Allah 😊

-Bandung, 6 Maret 2020, diatas kasur kamar 6 asrama daarussalam

Komentar

Postingan Populer