Wanita tangguh itu bernama....

"Mamaaa..... " Kupeluk dan ku kecup pipinya berulang kali di tengah pandemi ini. 

Ah, masa bodo aku dibilang manja ataupun anak mama, lagipula siapa yang tau bahwa aku sangat sayang padanya. Wanita berumur 50 tahun lebih dengan kulit nya yang mulai mengeriput, namun tetap cantik karena yang kulihat bukan fisik. 

Hampir 20 tahun aku dibesarkan dan dididik olehnya, entah berapa banyak pengorbanan yang telah beliau lakukan demi aku, demi kakak ku, teteh ku dan demi keluarga tercintanya. 

Tidak kusangka, wanita bisa setegar ini. Mengurusi 3 anak tanpa kehadiran suami selama 5 tahun kebelakang. Lebih dari itu, tahun 2009 lalu nenekku jatuh dari kamar mandi dan perlu dirawat sampai sekitar 8 bulan lebih, lalu setelah itu beliau meninggal. Tak lama setelah kejadian tersebut,abahku jatuh sakit. Mulai saat itu, mamaku berperan sangat besar di kehidupanku. 

Yang kulihat mungkin hanya beberapa. Aku tak tau, bagaimana rasanya beliau menahan berat saat hamil diriku. Rasa sakit saat melahirkanku. Rasa waswas saat diriku sakit pas masih kecil. Rasa iri saat tau anaknya mulai bisa menyukai lawan jenis. Rasa khawatir saat anaknya pergi kuliah untuk pertama kali. Dan masih banyak pengorbanan yang masih beliau sembunyikan demi membahagiakanku. 

Ah, terlalu banyak pengorbanan yang telah beliau lakukan untukku, anak bungsunya yang sekarang hampir menginjak umur 20 tahun. 


Kecintaanku pada mamaku sudah terlihat semenjak aku baru lahir. Diceritakan olehnya bahwa saat aku baru berumur 3 hari, aku mencari-cari keberadaan dirinya dengan bergerak layaknya ulat (posisi bayi saat itu dikelon). Saat TK, jika ada anak kecil yang dipeluk olehnya maka aku orang pertama yang berteriak "itu mamaku, gaboleh ada yang meluk selain aku". 

Sering mamaku berkata saat aku sedang bermanja padanya di kasur " Dek, dulu nih tangan kecil kamu ke muka mama masih lucu, sekarang mah boro-boro..... Gabisa nafas yang ada" Dan berbagai celoteh kecil lainnya mengenang masa kecil ku. 

Seringkali kutatap mukanya saat tidur, terlihat letih namun tetap anggun. 

"Ya Allah, jagalah mamaku dunia akhirat" Sambil kupeluk dan ku kecup keningnya. 

Mama, sosok wanita yang sangat kukagumi. Sekarang anakmu sudah hampir 20 tahun ma. Sudah bukan anak kecil lagi.

Beberapa kali pernah kucandai "mah, aku mau nikah" Lantas dengan senyum kecilnya beliau menjawab "udah ada calonnya emang? Ahaha" Jawaban yang singkat namun sarat makna, bahwa ia mulai sadar jika anak kecilnya yang bungsu ini sudah mulai tumbuh dewasa. 

Ah, lagipula mana mungkin tulisan singkat ini bisa menggambarkan betapa ku cinta mamaku. Sosok yang sering terlihat saat sedang muhasabah, betapa banyak dosaku padanya.
Sosok yang mengambil bagian paling banyak di di diri, betapa banyak utang budiku padanya.
Sosok yang kucintai setelah Allah dan Rasul-Nya, yang disebut 3 kali lebih utama dari sang ayah (bukan berarti yang satu lebih rendah). Sosok yang....luar biasa. 

Semoga cintaku pada ibuku dapat membuat Allah Ridho padaku.

Ya, aku memang sangat manja pada mamaku. Bukan karena ku tidak mandiri, tapi karena aku sayang padanya dan Allah menyukai hal tersebut. Lagipula, baru mamaku wanita yang halal dan bisa kumanjai ahaha. 



Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ”(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga.” 


(HR. Muslim no. 2551)

Tunggu apalagi? Segera cari ibumu, peluk dan kecup dirinya dengan penuh keikhlasan. Bagi yang terpisah jarak, segera telpon dan tanya kabarnya. Selagi masih ada. 

Selamat hari ibu. Kenapa hari ibu? Karena bagiku setiap hari adalah hari ibu :) 



Bandung 30 April 2020

Komentar

Postingan Populer