Sayang tanpa Ucap

"atas nama cinta, hati ini tak bisa bersatu..... "

Potongan lirik dari lagu "Cinta Fitri" Tiba tiba muncul di pikiranku. Entah kenapa tiba-tiba terbesit begitu saja. 

Ingat cinta fitri, ingat keluarga ku dulu saat semua personil masih lengkap. Rutinitas para anggota keluarga kala itu ialah, bersama menonton sinetron 6 season (atau bahkan lebih) di saluran televisi lokal. Teringat jelas di ingatanku, abah di posisi depan, serong kanan dekat TV, kaka di samping kanan menonton sambil menengadah dan aku, teteh beserta mama bersama menonton dengan tenang di deretan sofa. 

Nostalgia membuatku kembali mengenang masa indah saat aku masih berada di Cikarang. 

Lebih dari itu, potongan lagu cinta fitri membuatku teringat Alm. Abahku. Yah, dirinya sangat menyukai sinetron tersebut ahaha. Bahkan masih jelas teringat saat pertama kali beliau jatuh sakit dan dirawat, aku menceritakan salah satu adegan cinta fitri ke beliau "Bah, tadi cinta fitri endingnya...... " Disambut dengan senyum kecil dari mukanya. 

Ah, di tengah hujan memang memori selalu datang menyambar. Semoga engkau tenang di kubur mu bah, dalam hujan ku berdoa.

Memang hanya 15 tahun aku bertemu dengannya dan 5 tahun terakhir sebelum meninggal kondisinya sedang sakit-sakitan, maka dapat kuwajari segala sikapnya kepadaku yang berubah drastis semenjak penyakit ini Allah turunkan padanya. Karena bukan hanya fisik, tapi psikis pun berubah, yang dulunya penuh kasih sayang tiba tiba berubah temperamental. Namun yang kutau, abah sayang padaku. 

Sebelum dan setelah abah dipanggil, tak pernah aku mengumpat takdirNya. Aku yakin ada banyak hikmah disana. Tergantung bagaimana persepsi kita. 

3 hari di rumah sakit menemani, sebelum beliau dipanggil yang maha kuasa sangat berkesan bagiku. Dihari ketiga beliau dirawat, aku mulai merasa ikhlas akan segalanya.... Aku baru mengetahui makna tertinggi dari cinta ialah saat mengikhlaskan seseorang untuk pergi. 

Ventilator dicabut, garis di monitor yang bergerak naik turun layaknya bukit dan lembah seketika mulai mendatar, dan beberapa menit setelahnya, bentuk di monitor mulai datar.

Satu yang ku ingat sering beliau sampaikan "Ayo dek, ke masjid. Sholat biar ga masuk neraka"
Iya, saat SMP aku memang sedikit melunjak. Namun semenjak kepergiannya, aku berazzam untuk memperbaiki diri


Ah, senangnya bisa merasakan kasih sayang abah. Tapi lebih senang jika nanti kita dipertemukan bersama di surga-Nya. 

Maka, sayangilah ayahmu selagi masih ada. 

Yaa Allah ampunilah dosa ayahku, kaena banyak dari dosanya bisa tercatat, sebab sayangnya padaku. 



Bandung 30 April 2020

Komentar

Postingan Populer