Cinta itu kata kerja

 "Cinta itu kata kerja, bukan kata sifat" 


Beberapa bulan ke belakang, aku hanya berusaha memahami sembari menganggukan kepala saat membaca tulisan yang kukutip dari buku Ust Salim.


"Gimana gua ngelakuin kata beliau, lha gua belum punya pasangan. Kayaknya gampang deh.....masa iya sih ga mau ngelakuin sesuatu ke orang yang emang udah kita cinta dan kita sayang" 

Ringan sekali mulutku mengatakan hal tersebut, seakan-akan manusia adalah makhluk penuh kasih sayang dan cinta yang dengan mudah melakukan apapun saat mencintai.


Hari ini, aku paham bahwa ternyata hal tersebut tidak semudah itu.


Sudut pandangku yang sempit di awal, hanya mengambil kasus suami istri dan hubungan romantis lainnya, sehingga seperti mudah dilakukan....wajar saja mudah, lhawong diriku mengambil contoh seperti Dilan yang rela melakukan hal bodoh demi Milea yang ia suka, bukan cinta yang benar-benar Cinta atas dasar iman dan cinta pada-Nya.


Hari ini, aku mengambil sudut pandang baru. Baru dari beberapa bulan lalu.


Kemarin, aku mendapat kabar dari mamaku sendiri untuk mengantar beliau rujuk ke RS Dekat rumah karena beliau sakit

Di perjalanan pulang, aku memikirkan "Apapun bakal gua lakuin yang penting ibu gua sembuh"

Qadarullah, mamaku dirawat hingga hari ini. Aku bertugas menjaga mamaku, karena akulah yang memiliki waktu luang dibanding kedua saudaraku.


Awalnya semua berlangsung begitu mudah. Karena aku khawatir yang berlebih, maka semua hal kulakukan tanpa pamrih. Mudah saja melakukan urusan untuk mengurus pendaftaran, hingga masuk kamar perawatan. Fisik dan mental masih terjaga, semua mudah dilakukkan. Semua dilakukan atas dasar "Cinta" namun dengan mental dan fisik yang masih terjaga.


Seiring berjalannya waktu, Cinta itu baru hadir dari menguji diriku sendiri. "Cinta" sebagai kata kerja, butuh pembuktiannya disini.


Pernahkah, saat orangtua bercerita kepada kita tentang ceritanya di masa lalu, dan memiliki pikiran "Kan kemarin udah diceritain"

Saat kita rela mendengarkan tanpa pamrih dan merespons pembicaraannya. Itulah praktik "Cinta" sebagai kata kerja yang kurasa. Terdengar mudah, tapi berat dilakukan. Saat kita perlu waktu untuk "recharge" energy dengan entah bermain hape atau membaca buku atau melakukan suatu hal, kita harus berhenti sejenak dan memperhatikan orangtua/mama agar tidak tersinggung.

Atau bahkan, saat tiba-tiba ia berbicara dengan antusias karena ada yang ingin disalurkan kepada kita. Namun kondisi kita sedang bermain handphone atau melakukan sesuatu yang penting, sehingga beberapa kali kita tidak mengerti terhadap ucapannya dan mereka berucap "Ah ga didengerin" lalu moodnya memburuk dan memarahi kita tanpa sebab ?

Itulah contoh lain cinta sebagai "kata kerja" bagaimana setelahnya kita menurunkan emosi kita dan mengucap kata "maaf" atau melakukan sesuatu untuk menyenangkannya, memahami bahwa mereka lah yang harus dipahami sekarang, bukan kita. Kita bukan anak kecil lagi.

Nanti, ada waktu kita melakukan hal yang lebih dari hal tersebut saat mereka makin bertambah usia, dan hari ini aku baru menyadarinya.


Satu waktu, kita akan bertemu momen dimana harus mencuci pakaian orangtua yang terkena kotorannya sendiri, saat fisik dan batin sudah lelah. Mudah jika dibayangkan, namun saat dilaksanakan, ego yang muncul pada diri akan hadir dan seakan-akan berkata "yakin mau ngelakuin ini?" Dan disitulah makna "Cinta" sebagai kata kerja muncul. Agar makin cinta, maka lakukanlah hal tersebut. Bukan melakukan karena "Cinta", tapi agar "Cinta" maka kita melakukan hal tersebut.


Maka sebagai latihan "Cinta" adalah kata kerja, lakukanlah hal-hal tersebut kepada orangtua kita dahulu. Bukankah mereka, yang harusnya pertama kali merasakan cinta kita ?


Jangan bandingkan dengan cinta kepada Allah. Itu jelas hal paling dasar yang harus kita lakukan..ibadah wajib dan Sunnah sebagai bukti bahwa kita "Cinta" pada-Nya



Marilah melatih diri kita "mendengarkan" dan merespons pembicaraan mereka saat kondisi kita baik maupun buruk.

Marilah melatih diri kita "melakukan" apa yang mereka inginkan tanpa keluhan, saat kondisi baik ataupun buruk.


Cinta itu kata kerja. Maka "cintailah" dengan "melakukan" agar muncul perasaan "cinta"

Cinta itu kata kerja. Maka jika kita sudah mencintai, apa bukti kita mencintai ?

Cinta itu, bukan di mulut dan diam saja. Cinta itu pergerakan dan mengundang hati.


Cinta, akan muncul dalam hati saat kita melakukan pekerjaan "mencintai" dan itulah yang sekarang kurasakan. Berat di awal, namun ringan setelahnya. 



"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."

(QS. Luqman 31: Ayat 14)



RSAI Bandung, 16 Januari 2023



Komentar

Postingan Populer