Belajar dari Buang Air

Pikiran ini baru saja terlintas barusan saat aku sedang mandi dengan air hangat. Kenapa air hangat ? Karena di suasana malam, aku senang mandi dengan air hangat....ah rasanya menenangkan dan juga memberikan kenyamanan.

Nikmatnya mandi air hangat di malam hari, membuat ku menyadari bahwa ternyata untuk mensyukuri sesuatu, tidaklah sesusah itu. Bagiku, sekedar buang air di pagi hari saja, sudah cukup untuk berkata "Alhamdulillah"

Selain itu, kalian ingat sensasi menahan untuk buang air kecil ? Jika lupa,biar kubantu

Bayangkan kita sedang di perjalanan, macet dan ingin buang air kecil. Di tengah suasana tersebut, kita harus menahan sekitar 10 menit (jangan terlalu lama, bisa-bisa nanti sensasinya hilang) untuk mencapai toilet. Saat di toilet, barulah kita bebas berekspresi mengungkapkan rasa syukur kita. Padahal, buang air kecil merupakan rutinitas kita sehari-hari.....namun pada kondisi tertentu kita bisa sebahagia itu saat buang air kecil.

Ini semua tentang bagaimana cara pandang kita terhadap nikmat yang telah Allah berikan. Perihal lapang ataupun tidak, ini benar benar kembali kepada cara pandang kita.
Ia yang baru saja sembuh dari sakit, bisa bersyukur karena sudah sembuh.
disamping itu....
Ia yang mendapat nilai besar dari dosen, juga bisa berkata "yah cuma segini" padahal nilainya termasuk dari yang terbaik di kelas.

Lagi-lagi bersyukur hanyalah cara pandang. Bukan tentang lapang ataupun sempit.

Mereka yang mensyukuri hal-hal kecil, akan lebih mudah mensyukuri hal besar di kemudian hari.

Mari belajar dari buang air, entah besar ataupun kecil.

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azabku sangat pedih." - Ibrahim:7


Bandung, 16 Agustus 2020

Btw, Dirgahayu Indonesia yang ke 75. Mari bersyukur karena negara kita merdeka, karena Palestina masih belum.

Komentar

Postingan Populer