Pemimpin idaman

Hari ke delapan belas di bulan tujuh, tulisanku baru dimulai lagi. Beberapa hari belakangan ini kebiasaan menulis ku mulai menghilang, mungkin karena bacaan ku juga banyak yang belum selesai. Teringat kata Aa Gym, teko hanya mengeluarkan apa yang berada di dalamnya. Menjadi introspeksi, selama ini apa yang dilakukan? Bernilai manfaat kah? Atau hanya senda gurau belaka?

Masalah yang menimpa pun tidak jauh, lagi lagi hati... Ah dasar bujang, haha.

Apalagi ya yang ingin ditulis? Belum ada sih.
Eh... Ada...

Dalam satu tulisan ustadz Salim A. Fillah di bukunya yang berjudul "Dalam Dekapan Ukhuwah" Berbicara mengenai Umar yang sedang sekarat dan memberi pandangannya terhadap sahabat yang kelak akan menjadi penerusnya. Enam sahabat yang mengerumuni nya diberi penilaian secara singkat, jelas pada, baik buruk semua disebutkan agar menjadi pertimbangan dalam memilih pemimpin kelak, semua legowo menerima masukan nya dan menjadikannya sebagai introspeksi diri, sehingga terpilih lah Utsman sebagai penerus khalifah ketiga setelah wafatnya Rasulullah Shalalahu Alaihi Wasalam.

Ah, indahnya ukhuwah zaman tersebut, yang dibangun atas dasar iman dan bukan kepentingan. Kiranya pemimpin dan anggota bisa terbangun ukhuwah seperti itu, maka akan terjalin organisasi yang penuh kehangatan. Bayangkan negara yang berdaulat karena pemimpin nya yang amanah... Ah terlalu jauh. Mungkin kepala keluarga yang memimpin karena amanah, ukhuwah yang dibangun atas dasar kecintaan pada Rabbnya bisa menjadi contoh yang mudah dibayangkan....

Lha, kok jadi gini?
Nda apa, anaknya mungkin ngebet ahaha. Ngebet memantaskan diri, menjadi muslim idaman Allah :D

Terimakasih sudah membaca narasi ini, semoga bermanfaat!

Bandung 18 Juli, 2020

Komentar

Postingan Populer