Si Paling Sayang

 Gaabis pikir sama kasih sayangnya Allah ke hambanya.

Pukul 3.30 satu jam sebelum sahur terhidang

Lampu masjid masih gelap remang, jamaah dan santri masih tertidur. Berdiri tegak diriku (yang tentunya masih ngantuk) berusaha membayar penyesalan selama 29 malam yang kulewati.....selalu saja penyesalan datang di akhir.


Izinkan aku menceritakan perjuangan ketidak khusyuanku


Ditengah perjuangan khusyuk untuk menegakkan tulang punggung, rakaat pertama itu tiba-tiba mengirimkan terlintas life recap secara tiba-tiba kepadaku. 


Satu rekaman memori, dimana aku memulai perjalanan mencari 'surga' yang membuatku menitikkan air mata.


Air mata yang dirindukan. Air mata syukur. Air mata pengakuan. Air mata, yang jernih dari Allah.


Jika bukan Allah yang menggerakan, entah bagaimana hambanya yang penuh dosa dan banyak gimmick ini masih mau bertahan di masjid.


Itikaf pertamaku, di 2017 kembali terekam pada malam tadi. Bagaimana itu semua berlangsung, jika bukan Allah yang maha baik menggerakan hatiku. 


Ditengah banyaknya kesibukan, masih saja Allah berikan kepadaku secercah harapan untuk mencari 1000 bulan kebaikan.


2017, beberapa pemuda berkumpul di satu masjid di akhir Ramadhan 

2023, aku sendiri tanpa mereka

Lagi-lagi....Allah yang menguatkan. Bagaimana bisa diri ini merasa sombong, padahal aku sudah sampaikan padanya betapa banyak dosaku tuhanku jika tidak kau hijab diri ini.


Sedih saat kuingat satu persatu teman seperjuangan mulai bertebaran. Teman perjuangan, yang menjadi penguat saat aku baru saja menjejaki nikmatnya Diin ini. Teman perjuangan, yang dahulu berkumpul dan berkata "Jalan ini sangat panjang, pastikan kita mati diatasnya".


Gaabis pikir sama kasih sayangnya Allah ke hambanya.


Pukul 3.30 satu jam sebelum sahur terhidang

Lampu masjid masih gelap remang, jamaah dan santri masih tertidur. Berdiri tegak diriku (yang tentunya masih ngantuk) berusaha membayar penyesalan selama 29 malam yang kulewati.....selalu saja penyesalan datang di akhir.


Izinkan aku menceritakan perjuangan ketidak khusyuanku


Ditengah perjuangan khusyuk untuk menegakkan tulang punggung, rakaat pertama itu tiba-tiba mengirimkan terlintas life recap secara tiba-tiba kepadaku. 


Satu rekaman memori, dimana aku memulai perjalanan mencari 'surga' yang membuatku menitikkan air mata.


Air mata yang dirindukan. Air mata syukur. Air mata pengakuan. Air mata, yang jernih dari Allah.


Jika bukan Allah yang menggerakan, entah bagaimana hambanya yang penuh dosa dan banyak gimmick ini masih mau bertahan di masjid.


Itikaf pertamaku, di 2017 kembali terekam pada malam tadi. Bagaimana itu semua berlangsung, jika bukan Allah yang maha baik menggerakan hatiku. 


Ditengah banyaknya kesibukan, masih saja Allah berikan kepadaku secercah harapan untuk mencari 1000 bulan kebaikan.


2017, beberapa pemuda berkumpul di satu masjid di akhir Ramadhan 

2023, aku sendiri tanpa mereka

Lagi-lagi....Allah yang menguatkan. Bagaiman diri ini merasa sombong, padahal aku sudah sampaikan padanya betapa banyak dosaku tuhanku jika tidak kau hijab diri ini.


Sedih saat kuingat satu persatu teman seperjuangan mulai bertebaran. Teman perjuangan, yang menjadi penguat saat aku baru saja menjejaki nikmatnya Diin ini. Teman perjuangan, yang dahulu berkumpul dan berkata "Jalan ini sangat panjang, pastikan kita mati diatasnya".


Kudapati, ada mereka yang pernah mencoba minuman haram

Kudapati, ada mereka yang sekarang menganggap remeh agama

Kudapati, mereka yang dahulu bersama-sama di masjid bersamaku, malah berkata "Ah kolot lu"


Sedih....bagaimana dewasa ini menuntut kita terlalu keras. Pergaulan yang membingungkan. Alhamdulillah, masih ada juga yang bertahan dalam ketaatan.... insyaallah.


Sekaligus senang.


Diantara hambanya, Allah masih sayang kepadaku. Masih sayang kepadaku. Kuulangi....masih,sayang,kepadaku.


Beberapa kali kudapati, diri ini hampir saja tersesat....tapi Allah tarik dengan paksa.

Allah tampar dan sadarkan

Allah pukul dan sadarkan

Jika cara halus tak bisa, maka kudapati Allah sedang berkata kepadaku sendiri


"Kalau lu gabisa diajak baik-baik, bakal gua kasih pelajaran sampe nangis dan nyesel"


Dan itu terjadi. Beberapa kali musibah Allah timpakan untuk menyadarkanku.


Allah, sang Rahiim. Dengan kasihnya, masih saja memberiku peringatan secara keras di dunia.


Allah, yang menepati janji nya kepadaku saat ku berdoa


"Yaa muqalibal quluub, Tsabit qalbi ala diinik"

Aku yang meminta dibalikkan tetap diatas agama ini, dan Allah paksa aku untuk terus bertahan karena kasih sayangnya.


Kita yang meminta, maka kita terima konsekuensinya.


Tuhanku, seperti tahun sebelumnya yang kudapati diriku tersedih karena Ramadhan berakhir. Maka turut kuucapkan harapan di tulisan


 "Pertemukan aku dengan Ramadhan tahun depan, yang membuatku makin bertaqwa"


Ramadhan pergi, tapi tidak dengan amalan. Pertahankan!


Tulisan ini bermacam hikmah. Biar kureview sedikit di akhir.


1. Aku bersyukur masih dijaga Allah

2. Aku bersyukur Ramadhan ini masih bisa berjuang

3. Aku terharu, akan kasih sayang-Nya


Ya.... barangkali kalian bingung kemana tulisan ini membawa. Aku terhanyut suasana, kata-kata terus mengalir, tidak terbendung serta tidak tertata.


Alhamdulillah....... alhamdulillaaah ya Allah engkau masih menjagaku yang penuh dosa.


Sma, kuliah.....sudah kulewati

Maka ya Allah, harap terus jaga aku saat aku berkeluarga nanti. Jaga aku terus hingga engkau memanggilku. Dan seperti doa-doa ku, matikan aku dalam husnul khatimah....rabbku....kumohon.


23 tahun ini, aku telah membuktikan kasih sayang Allah pada hambanya. Semoga tulisan ini membuatmu juga introspeksi, seberapa Allah sayang pada dirimu. Hikmah hanya akan datang pada yang mencari, bukan yang menanti. 


Izinkan kututup tulisan ini dengan ayat


قَا لَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَا شْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْ بِۢدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّا

"Dia (Zakaria) berkata, "Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku."

(QS. Maryam 19: Ayat 4)


Bandung Barat, 30 Ramadhan 1444 Ramadhan/21 April 2023


Komentar

Postingan Populer