Hidupku untuk apa ?

 Pukul 4 sore, setelah wustha terlaksana, sedikit aku berinteraksi dengan-Nya. Lalu muncul dalam benakku

"Hidupku untuk apa?"

Singgah aku menuju kitab-Nya dan kubaca 51:56 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

Masih membuatku bertanya

"Hidupku untuk apa?"

 Lisan yang mengucap 5 waktu

Inna shalaati, wa nusukii, wa mahyayaa, wa mamati, lillahi rabbil aalaamiinn

Masih juga membuatku bertanya

"Hidupku untuk apa?"

Aduhai, bisakah kulepas ekspektasi manusia terhadapku ? Mereka kira, aku hidup untuk-Nya

Sedang disini aku masih bertanya

"Hidupku untuk apa?"

 Malu aku pada-Nya, yang lebih tahu tentang diriku dibanding aku. Ditutupi semua salahku.


Pun aku malu, pada mereka yang tahu kekuranganku namun diam tak bersuara saat aku bersikap baik didepan orang.


Adakah kalimat "munafik" tersemat pada diri ini ?


Maha baik tuhanku, ia menghijab salahku dan membuat orang menutupi kesalahanku.


Dan sekarang dalam hati, aku masih bertanya


"Hidupku untuk apa ? Adakah keikhlasan hati ?"


Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda 

: “....Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya.

 

Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’ Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.’

 

Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur`an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka...."

 (H.r Muslim)

Hadits diambil dari
https://almanhaj.or.id/11965-riya-dan-bahayanya-2.html


Parongpong, 31 Oktober 2020 





 

Komentar

Postingan Populer