Rentetan Kisah : Ahlul Covid

 "Gimana hasilnya ? "
"Positif kang"

Kamis 24 Juni, salah satu teman asramaku terkonfirmasi positif Corona. Kondisi badanku ikut memburuk, padahal, pekan ini kumulai dengan pola hidup sehat.
Jum'at 25 Juni, aku mulai antigen dan Qadarullah positif, kulanjutkan dengan PCR.

Sembari menunggu hasil PCR, aku sudah mengantisipasi untuk isolasi mandiri.
Peralatan kebersihan, alat mandi dan semua yang biasa kugunakan bersama dengan teman asrama kupastikan hari ini tidak bercampur baur dengan mereka. Memastikan virus ini tidak menyebar ke lingkungan sekitar.
Kamar asrama kurapihkan, kubuat senyaman mungkin, perjalanan panjang nan membosankan baru akan dimulai.


Sabtu, 26 Juni Hasil PCR belum keluar, kondisi ku tidak makin baik.

Senin, 28 Juni, Hasil PCR keluar, dengan CT yang rendah. Terkonfirmasi bahwa diriku pun positif.

Hari ini, hari Rabu. Hari ke 6 aku isolasi mandiri. Obat yang kudapat dari aplikasi dokter online, belum juga menunjukkan efeknya. Dada masih terasa berat, lidah mulai lebih hambar dari biasanya, alhamdulillah demam tidak muncul, walau flu masih menyertai.

Pagi tadi, alhamdulillah kusempatkan untuk berjemur dan berolahraga ringan. Targetku, isolasi selesai namun berat badan tidak bertambah. Mari kita ikhtiar menguatkan jasmani. Walau pusing datang saat olahraga ringan ku lakukan.

Bosan masih menyertai, mari selami hikmah yang Allah beri hari ini. Penghujung hari kututup dengan menulis. Kupastikan hari ini sampai nanti isolasi berakhir, aku berkisah lewat blog ini.

Semoga dosa-dosaku luntur seiring turunnya kesehatanku, dan moga aku sadar untuk berhenti mengecewakan-Nya. Bismillah

----------------

Senin 5 Juli 2021. Terhitung hari ke 11, semenjak swab antigen ku yang pertama. Kondisi ku makin membaik, obat pertama hasil konsultasi dokter online pun sudah kuhabiskan, sekarang menuju gelombang kedua. Tenggorokan ku tidak seperti sebelumnya, sakit yang mengganggu saat ku menelan sudah tidak menyertai, namun pilek masih menghampiri sama seperti sebelumnya. Anehnya, aku baru sadar ternyata sedari kemarin (hari ke 4 mungkin) aku mengalami anosmia. Sebelumnya kurasa hanya lidahku yang hambar, namun ternyata indera penciumanku pun juga terganggu, hal ini baru kusadar tadi pagi saat aku ingin mengoles balsem dan ternyata tidak berbau. Hmm, cukup aneh memang Lukman ini.....dari kemarin standar indera penciumannya hanya parfumnya saja (karena wanginya yang sangat jelas) Terhitung zuhur sekarang, indera penciumanku pun membaik, namun masih belum begitu dengan perasa ku. Aku masih hambar saat melahap makanan. Ind*mie goreng yang biasanya sedap, sekarang terasa hambar....hah, nikmat Allah memang mahal harganya.


Entah berapa episode dari series Netflix yang sudah kutonton. Tidak berguna memang, harapannya di awal saat isoman aku bisa menghabiskan buku motivasi, menghafal beberapa surat dan juga melahap bebrapa juz Al-Qur'an. Sedih rasanya hal tersebut hanya jadi angan....karena memang, saat kegiatan tersebut dilakukan, badan tidak sanggup menopangnya. Alhasil, aku hanya tiduran sembari menghibur diri dengan tontonan ringan (sempat beberapa kali kucoba menonton kajian keislaman, langsung pusing kepalaku)

----------------

Sedikit flashback. Saat pertama kali kawan asramaku didiagnosa positif covid-19, aku dan kawan asramaku langsung berkomunikasi dengan pihak asrama. Kuajukan beberapa saran agar kami semua mendapatkan tes antigen, dan tentunya aku memiliki rencana agar antigen tersebut bisa didapat dengan murah, yang pasti.....tujuanku adalah agar kita bisa memetakan siapa saja anggota asrama yang terkonfirmasi positif agar isoman bisa dilakukan lebih aman dan juga kesehatan para penghuni bisa terjamin. Namun, jawaban yang kami dapat sungguh mengecewakan, kami tidak diizinkan untuk melakukan tes......dengan beberapa alasan tertentu. Sehingga hanya aku yang memberanikan diri untuk melakukan rangkaian tes, demi kesehatan para penghuni lain....karena saat itu aku berada pada gejala ringan-sedang, yang membuatku merasa perlu melakukan tes.


Alhamdulillah keputusan ku tepat, jika saja saat itu aku masih bercampur baur dengan mereka......entah siapa yang akan mendapat gejala berat. Karena jika virus tertular pada mereka yang memiliki penyakit bawaan (entah jantung ataupun pernafasan) akan lebih berbahaya. Setauku pula, kawan asramaku ada yang memiliki penyakit asma, alhamdulillahnya Allah masih menjaga beliau.....sehingga ia tidak tertular.

Menjadi hal yang miris, disaat seperti ini seharusnya kita saling berkontribusi agar melakukan test and tracing, namun lagi-lagi hal tersebut tidak terlaksana karena ego beberapa pihak tertentu.

----------------

Hari ini hari ke 13, besok hari terakhir ku isoman
Pagi ku kuawali dengan pusing kepala. Entah kenapa, menuju akhir isoman, sakit kepala terasa, alhamdulillah masih allah berikan sakit untuk menghapus dosa. Rekan asrama ku turut berbahagia karena esok hari aku jadwal tes kembali, kami bisa lebih santai menutup aib lingkungan karena diriku ini ahaha. Miris memang, namun mereka yang positif, seakan menjadi aib bagi lingkungan sekitar, bagi yang paham, preventif memang lebih aman, namun bagi yang kurang paham, seakan kita menjadi wabah bagi sekitar. "Ahlul Covid dengan spesialisasi penyebar wabah" entah bagaimana pikiran mereka


Namun, pandemi memang bukan masalah sendiri, ini masalah bersama. Bagaimana sang penderita tidak menularkan, dan bagaimana sang sehat, tetap menjaga diri. Semua ini tergantung adab.
Allah ingin memberikan ujian/atau mungkin cobaan (?) wallahu a'lam, bagaimanapun kita ambil baiknya saja, husnuzon, allah memang ingin mengetahui bagaimana hambanya saling bertindak. Masihkah ada saling sikut di kondisi seperti ini ?

Jujur, akupun lelah harus isoman. Jika kuturuti egoku, lebih baik aku berbaur bersama mereka sang sehat di beranda asrama, berdizikir, muhasabah, dan berjamaah. Namun lagi-lagi ini tentang ukhuwah, tergantung bagaimana perspektif kita.


Beberapa orang diluar sana mungkin berpikir, nikmatnya jadi aku, bisa tenang dikamar ibadah khusyuk. Silahkan saja, tapi kuharap kau tidak merasakan yang sama....lengah dikit, Izrail memanggil...

Bismillah, semoga besok hasilku bisa negatif.....yah walau lama hasil PCR keluar, 3 hari terhitung baru kudapat. Namun esok hari seharusnya bisa lebih santai dibanding sebelumya

----------------

Jum'at 9 juli 2021

Kusempatkan diriku tuk tes kembali mengecek kondisi tubuh.


Ramai orang berkunjung, dengan berbagai macam perangai, dan ini yang menarik. Mengamati tingkah laku manusia di saat pandemi. Ada yang tenang sembari berhati-hati, ada yang rusuh dan overreaksi, ada yang santai tidak peduli, ada juga yang rusuh tidak peduli. 


Litaarafu, untuk saling mengenal. Allah menjadikan kita berbeda untuk saling memahami, betapa unik makhluknya. Bagaimana kita mengambil hikmah dari mereka yang berbudi baik, yang berbudi buruk, bahkan yang tidak berbudi sama sekali. 


Kutemukan satu makhluk disini, mendatangi resepsionis, seakan dia paling penting kehidupannya di muka bumi. Bertanya sana sini tanpa henti dengan nada tinggi, selesai bagiannya, resepsionis pindah melayani


Ditengah pelayanan lagi lagi beliau bertanya tanpa tau diri menyelak orang seenak hati dengan berkata "mbak! Mbak! Ini kenapa begini?!


Padahal..... Antrian panjang melanglang buana karena dirinya tak kunjung berhenti memikirkan diri sendiri....


 Lagi lagi ditengah kondisi, dia berkata dengan enteng "Mbak, kok gak dikasih jarak sih? Kasian lho yang belum kena"


Pikirku 


"Buk, kan yang buat antrian ramai tu ibu, yang daritadi gapeduli urusan orang lain kan ibu, lhakok ibu juga yang celetuk gak enak seperti itu"


"Allah" Sahutku, mencoba menenangkan diri. Sejauh pengalamanku, makhluk seperti ini jika diberi tau, malah balas membentak... Diam itu emas dalam kondisi ini.... 


Semua orang penting, semua orang berharga, semua orang memiliki kebutuhan. Ditengah kondisi ini, manusia sejatinya harus bersikap bijak, sesuai dengan nuraninya... Bukan egonya


Yang muda menghormati yang tua

Yang tua menghargai yang muda

Yang sakit jangan berharap akan selalu dipahami

Yang sehat harus memahami yang sakit

Semua adil, menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya.... 


Namun jika tidak bisa, setidaknya semua sama rata, dan sama sama saling memahami kondisi yang ada.... 

Adab, adab, adab... Its all about attitude... 

Lagi-lagi, tak ada yang sia sia

"Rabbana maa khalaqta haadza bathila..... " Kita hanya disuruh mengambil banyak pelajaran disini.... Bismillah

Allahul wustaan.... 


----------------

Tes pun dilaksanakan, seperti biasa.... Selalu tak nyaman merasakan seonggok ranting medis masuk ke hidung, mengorek² lebih dalam seakan mencari hartakarun.... Ah, memang harta karun sampel ku ini.... Harganya saja ratusan ribu.... bisnis negara, konstipasi! *lupakan

Yah... Alat tes menggerayangi hidung dan tenggorokanku

"Hasil tes bisa diambil 10-12 jam yaa, ada di aplikasi" Sahut nakes

Hamdalah, aku tidak perlu kembali untuk mengecek hasil tesku ini, kehidupan posmodern memang memudahkan. 

"Kamu tetep di kamar! Gaboleh keluar² dulu kalo hasil tes belum keluar" Sahut tetehku di grup keluarga (bukan yang banyak hoax, ini grup kecil untuk orang rumah, orang.... Kucing tidak termasuk) 

Yah, mau gimana lagi..... Selama hasil tes belum keluar, aku masih dicap sebagai ahlul covid lillahi taala. 

Pulang dari klinik, kusempatkan untuk membeli kelapa.... Ah iya, aku tidak termakan hoaks terkait kelapa yang dapat menyembuhkan Covid..... (Hampir sih) kebetulan, kelapa memang menyegarkan dan khasiatnya banyak, jadii.... Sambil menyelam minum air kelapa memang benar adanya. 

Kulanjutkan kegiatanku, tugas dan lain²nya masih banyak menunggu di asrama, berhubung semester pendek kuambil kali ini. 


----------------

Sejak pukul 13.00 kucek aplikasinya namun masih saja belum muncul 

Hingga aku mengecek kembali pada pukul 23.01....kubaca dengan seksama, dan..... Alhamdulillah aku kembali negatif. 

Esok hari bisa kumulai dengan lebih tenang, setidaknya aku tidak perlu berlagak seperti orang sakit, walau masih lemas. Tidak perlu khawatir akan penyebaran virus dariku. 

Alhamdulillah, 14 hari ini memang membosankan, kegiatanku pun tidak begitu sholeh, hanya istirahat sementara dari hingar bingar mereka. Allah memberiku waktu istirahat lebih dibanding sebelumnya

Yah walau 2 juz hafalan belum berhasil kudapat selama isoman, khatam Quran juga belum. Namun setidaknya, aku mendapat hikmah lagi-lagi ditengah pandemi


----------------

10 juli, kuawali hari dengan jogging pagi. Alhamdulillah, karena fisiologi tubuh manusia tidak menurun jika 2 minggu bedrest, jadi masih bisa kupertahankan target jogging pagi ini. Bismillah, nikmat sehat memang indah, udara pagi bersama sinar mentari sungguh membuat segar tubuh kembali, alhamdulillah ya Allah. 


Pesanku, untuk teman-teman diluar sanaa, mari kita taat pada protokol yang berlaku saat ini. Alhamdulillah, selama isoman kemarin, kondisiku tidak drop parah, salah satu alasannya juga karena sebelum tertular, aku masih aktif menjaga imunitas dengan menjaga makan dan olahraga. Mungkin akan lain cerita jika aku lalai menjaga diri. 


Efek penyakit pada tiap orang berbeda, jangan jadikan referensi berdasarkan pengalaman orang... Karena kondisi fisiologi manusia tidak semua sama, sebaiknya konsultasikan kepada ahlinya yaitu dokter. Serahkan urusan pada yang ahli, insyaallah akan selesai dengan baik. 


Alhamdulillah, mari lanjutkan kembali kegiatan kita dengan berusaha mengejar Ridho-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, dan senantiasa berharap yang terbaik..... Bismillahh


Kucukupkan tulisan ini dengan mengutip beberapa ayat


"Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh ; Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah ; dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir ; kecuali orang-orang yang melaksanakan sholat ; mereka yang tetap setia melaksanakan sholatnya," (Al Ma'arij 19-22)


-Bandung 10 Juli 2021 

Komentar

  1. banyak sekali hikmah yang bisa diambil, terimakasih kang sudah berbagi cerita...memang nikmat sehat adalah yang utama yaa. Namun terkadang kita sangat lalai dan tidak memanfaatkannya untuk kebaikan serta beribadah kepada-Nya ��

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih telah membaca, semoga dapat mengambil hikmah ya. Silahkan sebar jika dirasa bermanfaat hehe. Temukan aku di @mlukman215(instagram)

Postingan Populer