Aku Hanya Beruntung

Menjadi orang yang "terlihat baik" saat pertama kali bertemu dengan seseorang, merupakan amanah yang berat. Risih, dan senang. Mungkin dua perasaan tersebut yang menghinggapi diri ini. Aku dianggap sebagai orang suci yang tidak punya dosa, bahkan mereka menuntut diriku bisa melakukan semua hal-hal baik. 

Risih, karena aku tidak sesuci yang mereka pikirkan. 

Senang karena saat aku melakukan suatu keburukan, dengan santainya mereka bisa menegurku dengan subjektif .

"Lho, kok lu gak sholat?"
"Lho, kok lu ngerokok ?"

Serta semua teguran yang senantiasa mengingatkan pada kebaikan.

Sekarang, saat ini, pada detik ini, aku sedang berada pada kondisi abu-abu. Entah kemana kehidupan akan membawaku, namun yang kurasa.......hitam dan putih berada di depanku saat ini. Amanah yang sedang menghinggapi diri, membuat diriku melawan prinsip diri.

Kuharap, waktu terus bergulir dan takdir menolak ku untuk melakukan keburukan. Kuharap, kuharap, kuharap. 

 

Nahnu du'a qobla kulli syai'in

Kita semua adalah da'i sebelum menjadi sesuatu. Entah elemen apa yang sedang kuserap saat ini, kuharap sifat penyampaiku pun membawakan substansi kebaikan.

Aku hanya beruntung, Allah masih menutupi aibku.

Aku hanya beruntung, Allah masih memberiku lingkungan baik.

Aku hanya beruntung, Allah masih mau memberiku kesempatan untuk bertaubat.

 

 Bandung, 15 Maret 2021

Komentar

Posting Komentar

Terimakasih telah membaca, semoga dapat mengambil hikmah ya. Silahkan sebar jika dirasa bermanfaat hehe. Temukan aku di @mlukman215(instagram)

Postingan Populer