Allah Izinkan

"Saya bisa aja kang disini nakal lagi, tapi kan katanya kalau ilmunya udah ada...dosanya bakal lebih banyak"


Kalimat tersebut diucap, oleh orang yang baru belajar agama setelah sekian lama berada dalam lubang kemaksiatan. Satu kalimat yang membuatku kebingungan, siapakah yang sebenarnya sedang belajar ?


Di hari ketiganya, ia sudah mendapatkan konsep tentang tanggung jawab akan ilmu agama. Ilmu yang bahkan jika Allah berikan kepada gunung-gunung....mereka akan menolak. Ilmu yang akhirnya Allah berikan pada makhluk yang suci bersih awalnya, hingga bisa menjadi kotor kusam pada akhirnya tergantung pada pilihan hidup masing-masing. Sedangkan aku secara tugas memang menjadi pendamping belajarnya, tapi kenyataannya banyak yang kupelajari darinya.


Lagi-lagi ini tentang pilihan. Allah bisa saja mengizinkan kita melakukan hal yang bahkan tidak Allah ridhoi, tergantung pada pilihan kita. Konsekuensi ? Ya tanggung sendiri~


Masalahnya adalah....apakah kita termasuk yang Allah cintai ? Jika lagi-lagi Allah mengizinkan kita melakukan hal yang tidak ia ridhoi, padahal kita paham konsekuensi.... astaghfirullah :"

Kita memang merdeka atas pilihan-pilihan kita, namun tidak pernah bisa merdeka atas konsekuensi yang ada. Karena merdeka yang sejati ialah yang menghamba pada illahi


"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."  (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 256)

-Bandung, 18 Agustus 2022

Komentar

Postingan Populer