Pekan Pertama

 'I wont change if i dont want to"

Kalimat tersebut terucap dari anak 14 tahun yang dititipkan oleh orang tuanya di pesantren ternama daerah Bandung.


Alhamdulillah, Allah beri aku kesempatan untuk kembali belajar. Kali ini aku diamanahi untuk menjadi pendamping belajar (Musyrif)  selama 20 hari seorang anak yang dititipkan oleh orangtuanya yang juga seorang menteri pada masanya, selama 20 hari.


Hari pertama,ia bercerita bagaimana dirinya dipaksa oleh orangtuanya masuk ke pesantren ini. Kata nya, disuruh untuk mendisiplinkan dirinya sendiri. Terkesan salah di satu pihak, namun saat kucerna lebih dalam ceritanya.....ternyata orangtua pun memainkan peran disana. Bagaimana mungkin, seorang anak akan muncul disiplin jika sedari dulu segala halnya diurus oleh ajudan dan pembantu. Anak perlu belajar, dan itu yang jarang dimunculkan pada mereka "yang terlalu sayang" pada anaknya....hingga mereka lupa bahwa di hidup ini, anak mereka harus berjuang meraih apa yang ia inginkan.


Benar memang, lahir di lingkungan serba ada tidak senantiasa membuat diri ini bersyukur. Syukur hanya muncul pada mereka yang mencari. 


Pekan kemarin terasa berat baginya. Namun saat kembali ke rumah (Sabtu-Minggu pulang), orangtuanya senang karena ia lebih santun dan lebih baik.


Ah, bisa saja kita takabbur sebagai manusia merasa berhasil atas didikan. Padahal, Allah yang memberi hidayah pada tiap hambanya. Tugas kita, hanya menyampaikan. 


Kalimat yang kutulis di awal, menjadi bentuk syukurku pada Allah karena ia masih menitipkan hidayah padaku, ia masih mau memberiku keinginan untuk memperbaiki diri. Padahal, aku sering lalai.


Sudahkah kita mengambil hikmah tiap pekannya ? Betapa Allah sayang pada kita :)


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


"Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman."

(QS. Al-An'am 6: Ayat 125)


Komentar

  1. Walau kadang cape sama diri sendiri baru meningkat udah lalai lagi gitu terus dan kadang jadi malu sendiri. Tapi, ternyata dengan kita sudah sadar bahwa kita lalai saja secara tidak sadar ada kasih sayang Allah di dalamnya

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih telah membaca, semoga dapat mengambil hikmah ya. Silahkan sebar jika dirasa bermanfaat hehe. Temukan aku di @mlukman215(instagram)

Postingan Populer